Kiat-Kiat agar Doa Dikabulkan (Bag. 6)
Baca seri sebelumnya: Kiat-Kiat agar Doa Dikabulkan (Bag. 5)
Kiat Kesembilan: Serius dan Mengulang-ulang dalam Berdoa serta Tidak Tergesa-gesa Ingin Dikabulkan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يُعَجِّلْ يَقُوْلُ: دَعَـوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِيْ
“Doa seseorang di antara kalian akan dikabulkan selama dia tidak tergesa-gesa sehingga mengucapkan, “Aku telah berdoa, namun doaku belum terkabulkan.” (HR. Bukhari)
Di antara adab doa yang agung adalah memohon dengan serius, mengulang-ulang bacaan doa, terus-menerus berdoa, serta mencari waktu yang utama untuk berdoa. Barangsiapa yang terus menerus mengetuk pintu-pintu doa, akan semakin dekat kemungkinan dibuka pintu untuknya.
Barangsiapa merenungkan doa ulil albaab yang Allah Ta’ala sebutkan di akhir surat Ali Imran tentang bagaimana mereka mengulangi ucapan “Rabbanaa” sebanyak lima kali dalam doa mereka, maka akhirnya Allah sebutkan di akhir surat,
فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ
“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya.“ (QS. Ali Imran : 195)
Hendaknya seorang hamba tidak tergesa-gesa ingin dikabulkan doanya, karena sikap tergesa-gesa adalah di antara hal merusak yang merupakan penghalang terkabulnya doa. Sesungguhnya sikap tergesa-gesa akan memperlambat pengkabulan doa. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menekankan dalam perkataan beliau,
و الحّ عليه في المسألة, و تملّقه
“Bersikap serius dalam meminta, dan penuh adab dalam berdoa.”
Yang dimaksud bersikap tamalluq adalah pelan dan lemah lembut dalam meminta. Beliau rahimahullah mengisyaratkan dengan hal ini bahwasanya berdoa hendaknya pelan-pelan, penuh adab, dan menampakkan rasa butuh kepada Allah Rabbul’ aalamin.
Baca Juga: Hukum Mendoakan Non-Muslim
Kiat Kesepuluh: Berdoa Disertai dengan Penuh Harap dan Takut
Menggabungkan antara raghbah (rasa harap) dan rahbah (rasa cemas/takut) merupakan perkara penting untuk mendapat keberhasilan dalam berdoa dan ibadah yang lainnya. Seorang mukmin seyogyanya dalam ibadahnya menggabungkan antara rasa harap dan takut. Ketika Allah menyebutkan kisah para nabi dalam surat Al Anbiya’ dan bagaimana mereka selamat dari berbagai kesulitan dan ujian, di akhir ayat Allah menyebutkan,
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَى وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَباً وَرَهَباً وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
“Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.“ (QS. Al Anbiya’: 90)
Mereka menggabungkan dalam doa mereka antara rasa takut dan harap. Raghbah adalah berharap dengan apa yang ada di sisi Allah. Orang yang berdoa meminta kepada Rabbnya dalam keadaan berharap dengan keutamaan dan nikmat dari-Nya. Adapun rahbah adalah rasa takut dari azab-Nya dan pedihnya hukuman dari-Nya.
Di antara sifat orang mukmin yang sempurna adalah,
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ
“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut.“ (QS. Al Mukminun: 60)
Mereka bersungguh-sungguh dalam ibadah berharap pahala dari Rabbul ‘alamin, namun hati mereka disertai kekhawatiran tidak diterimanya amal-amal mereka. Mereka senantiasa menggabungkan dalam ibadah mereka antara raghbah dan rahbah.
Contoh lain adalah doa Nabi Ibrahim khalilur rahman ketika Allah memerintahkan beliau untuk membangun Baitullah al Haraam. Beliau berdoa,
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.“ (QS. Al Baqarah: 127)
Beliau adalah termasuk rasul ‘ulul azmi yang juga merupakan kekasih Allah yang dijuluki khalilur rahman. Beliau pula lah yang melakukan amal yang paling mulia, yaitu membangun dan memakmurkan Baitullah. Meskipun begitu, beliau masih tetap berdoa kepada Allah dengan berharap Allah menerima darinya amal tersebut.
Oleh karena itu, Wuhaib bin Ward rahimahullah menangis tatkala membaca ayat ini, seraya berkata,
يا خليل الرحمٰن ترفع قوائم بيت الرحمٰن وأنت مُشفق أن لا يتقبّل منك
“Wahai khalilur rahman, Engkau membangun baitur rahman, namun Engkau sangat khawatir Allah tidak menerima amalmu.“
Insya Allah bersambung dengan penjelasan kiat-kiat lainnya agar doa dikabulkan. Semoga bermanfaat.
[Bersambung]
Baca Juga:
***
Sumber : Ad Duaa alladzii Laa Yurod karya Syaikh Prof. Dr. ‘Aburrazzaq bin ‘Abdil Muhsin al Badr hafidzahullah yang diunduh dari : https://www.al-badr.net/ebook/192
Penulis: dr. Adika Mianoki, Sp.S
Artikel: Muslim.or.id
🔍 Istiqomah Setelah Ramadhan, Tata Cara Tayamum Yang Benar, Arti Mahrom, Al Quran Tentang Bersyukur, Hukum Puasa Setelah Nisfu Sya Ban
Artikel asli: https://muslim.or.id/67535-kiat-kiat-agar-doa-dikabulkan-bag-6.html